gugur-gugur daun dimusim ini mengingatkanku pada banyak hal. mulai dari gugur daun di jiwaku, di mataku, dirambutku yang mulai memutih, serta gugur daun di sepanjang jalan malioboro.
ada banyak sekali serakan 'uwuh' daun gugur. bahkan mungkin di jiwamu, dari pohon ranggas di jantungku. tapi teruslah menyapu, sebab jiwa selalu butuh dirimu. menyapulah dengan tenang meski jiwamu terus terkotori. menyapulah dengan merunduk, sebab gugur daun itu membutuhkan kerendahan, bukan ketinggian. sebab ketinggian itu hanya milik yang memiliki sidratul muntaha.
gugur dan guguran daun terus mengotori. tapi teruslah menyapu halaman jiwamu.
Gugur-gugur Daun Di Musim Ini
Diposting oleh DIARY PETUALANG Minggu, 26 Juli 2009 di 21.27
1 komentar Label: ngobrol
Harga satu anak tangga
Diposting oleh DIARY PETUALANG Jumat, 17 Juli 2009 di 17.40
berapa harga dari satu anak tangga?
berapa juga harga dari satu langkah kaki?
lalu harga satu sekop tanah?
pikirkanlah saudaraku
dan kau akan mendapati Rumi berdansa
sampai putarannya terakhir
bahwa "kau tertolak mencapai puncak
kalau kau kehilangan satu anak tangga"
bahwa kau tak akan mengelilingi dunia
kalau tertinggal satu langkah
bahwa kau tak akan menjadikan satu terowongan terwujud
kalau tersisa satu sekop tanah
satu anak tangga
adalah permulaan untuk menapaki ketinggian Kilimanjaro, Fuji, Mounteverest
satu langkah kecil
adalah permulaan untuk mengelilingi Asia, Afrika, Amerika, Eropa, Antartika, Artika, Australia
satu sekop tanah
adalah permulaan untuk menggali terowongan antar pulau Jepang, terowongan perang Vietnam, terowongan kereta bawah tanah Stokholm, sumur minyak Timur Tengah
maka apa hubungannya denganku?
aku hidup tanpa ketinggian
tanpa petualangan mengelilingi dunia
tanpa terkubang dalam lorong-lorong
memang tidak. dan kau bisa mengambil anak tangga itu
untuk menapak jejak tertinggi menuju puncak.... dimanapun kau
satu langkah kecil itu untuk menapak langkah maju...dimanapun kau
satu sekop kecil itu untuk menggali sedalam apa dirimu.... dimanapun kau
dan kau akan dapati
betapa kau diciptakan untuk ketinggian
diciptakan untuk berkeliaran
diciptakan untuk kedalaman
" maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan"
4 komentar Label: obrolan
kecelakaan Guru
Diposting oleh DIARY PETUALANG Kamis, 09 Juli 2009 di 23.26
"guru ada dimana mana
kalau murid siap guru hadir
kalau guru siap murid datang"
(Budha Gautama)
keliatannya agak kurang sopan mengambil pelajaran dari sang Budha, tapi gak apa-apalah... coz lagi kecelakaan di laboratorium.. betapapun ia adalah guru... bagi hati yang siap. kecapi yang terputus senarnya adalah guru bagi pemusik yang siap. laptop yang rusak adalah guru bagi bocah yang siap. puisi yang terputus adalah guru bagi sastrawan yang siap. pendadaran yang tertunda adalah guru bagi murid yang bersiap-siap... he he
"jadilah rumput
sebab ia
tak akan runtuh oleh badai"
(The Bamboo oracle)
1 komentar Label: obrolan
Oemar Timbul : Jika berdosa bertaubatlah dengan berhenti
Diposting oleh DIARY PETUALANG Jumat, 03 Juli 2009 di 05.52
:Rui
Pertaubatan dalam benakku
Bukanlah menyalahkan dosa
Sebab betapapun kita
Ia telah berlalu. Dan tak dapat digali ulang untuk dihapus
Karenanya hanya ada satu jalan
Dimana kita berada di bumi
Untuk kemudian menyalurkan hasrat
Pondasi dosa itu kepada kebaikan Illahiyah.
Jika kau berdosa karena mencuri
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah berbagi
Jika kau berdosa karena mencaci
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah memuji
Jika kau berdosa karena berjudi
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah merinci
Jika kau berdosa karena memandang
Bertaubatlah dengan memaling dan mulailah menyempurna
Jika kau berdosa karena memukul
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah mengelus
Jika kau berdosa karena membenci
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah mencintai
Jika kau berdosa karena sesuatu
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah sesuatu baru
Sebab begitulah jalan yang Allah tetapkan
Akan hidup dan matimu. Akan pertaubatan yang kau ingini.
2009
2 komentar Label: puisi