pasukan-pasukan disiapkan
dalam ceruk gelap jantung kita
dibasuh dengan api dan air
dari tiap doa
yang meluncur dari lidah
setiap sujud, duduk, dan berdiri
setiap saat
pada rusuk yang lengkung
kita tambatkan sementara
segenap onta dan kuda sangurdi
sembari mengepulkan asap
untuk memanggang dosa
serta belang pada tubuh
sekian lama kita pupuk
sebelum keberangkatan
sebelum terlambat
kita bergegas
tapi tidak tergesa
sebab pasukan yang tersusun
menjalani berhari hari sunyi
tanpa kekasih hati
cuma dingin, nyeri, dan luka
di ulu hati
menuju medan perang
tanpa kepastian kepulangan
tanpa jaminan
maka ketika padang itu terlapang
musuhpun menjelma ribuan sosok
hingga ringik kuda serta lenguh onta
menggetarkan ranting-ranting patah
sekejap sebelum debu-debu berhamburan
menjadi awan di kaki langit
menjadi mawar gurun
betapa kita akan kecewa
menemui wajah musuh yang juga kecewa
sebab musuh itu
bukan siapa-siapa
melainkan kita sendiri
dari masa silam
penuh belang-belang dosa
dan kejahiliahan
alangkah tololnya kita
2009
Api dan Asap
4 bulan yang lalu
1 komentar:
11 Januari 2010 pukul 18.00
ya saya yang tertolol dari yang tolol ... tolol ha3
Posting Komentar