pindah rumah

aku pindah rumah untuk jangka waktu yang sangat lama

di :

http://hak1m.wordpress.com

main ya...

how be

True, you can't see what you can't see, friend, you can't hear what you can't hear, and you can't feel what you can't feel. But still, you can know that you're not alone, that you're adored, and that absolutely everything will continue to work out for your very best, as it always has.

It's built into your DNA

Jelajahi dirimu sendiri

tumpukan masalah yang menghimpitku tak akan mampu mengecilkanku
sebab aku serupa batu kali yang keras tak mudah tertekan angin

serentetan pujian yang terhujam di wajahku tak akan mampu membesarkanku
sebab aku batu kali yang terpendam di bawah gunung

2009

bercermin sebelum ramadhan

ketika kembali kubaca tulisan-tulisanku sebelumnya, aku merasa hilang. ada sesuatu yang kurang. seperti hampa dan tak tahu mengapa. lantas akupun berkeliling untuk mengetahui tulisan-tulisan lain di kompiku. sungguh,aku memang manusia yang tidak bisa berfikir secara runut, teratur, dan terpola. acak abstrak, ya, tipe berfikirku semenjak kecil memang acak dan abstrak. mungkin karenanya aku tidak pernah dengan mudah mendapatkan teman bicara yang 'nyambung'. setiap kali ingin menyampaikan sesuatu, ada saja yang menerimanya dengan arah yang lain. mereka kebanyakan merasa tahu aku, dan aku hanya tersenyum, tertawa, sepuas-puasnya.

maaf, teman-temanku, kadang aku tertawa sendirian dalam keramaian. karena memang hanya sunyi yang ku rasakan sangat mencekam. omongan kalian dan omonganku tidak nyambung pada satu ujung, maka aku tertawa. bukan menertawakan kelucuan kita, bukan juga kelucuanku, hanya ketololan demi ketololan yang kupikir kalian tangkap, sebab apa yang ku katakan berbeda dengan apa yang kalian respon.

untung setiap kali mengingat sebuah nasihat dari seorang ustadz bahwa kita manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya. kepada sang Khalik. Yang Maha segala-galanya, maka kupikir, Ia sungguh benar-benar tahu apa yang kukatakan. Ia sungguh tahu apa yang kuinginkan, Ia sungguh tahu benar apa yang ku butuhkan. maka kemudian muncullah tulisan dalam blog ini

Kau
tentu tahu aku
lebih dari aku

atau yang senada dengannya. ini adalah limitasi ketika aku didera kesunyian ditengah keramaian ini. memang kadang Ia mempertemukanku dengan manusia-manusia sejenis sepertiku, atau paling tidak ini yang kupikirkan. baik di SMA, di KKN, di Masjid Syuhada, ataupun di tempat lain yang itupun kupikir kebetulan saja. namun kebahagiaan itu serasa cepat sekali menguap, karena masing-masing dari kami jauh menyukai kesendirian, pengucilan diri, dan penghinaan dari siapapun. bahkan kalau perlu harus menangguh beban dari yang orang lain lakukan. sebab yang kupikirkan adalah: aku yang lebih pantas mendapatkannya.

lantas setelah memikirkan lebih jauh lagi, inilah mengapa aku memberi judul DIarysunyi pada blogku. benar-benar kesunyian panjang ditengah-tengah keramaian manusia. dan aku sungguh bersyukur, karena mungkin dengan ini aku akan jauh dan jauh lebih bisa takut kepada yang benar-benar tahu aku. pada yang benar-benar mengerti, dan menemaniku di kesunyian ini, meski dari atas singgasana agung di atas air sana.

semoga
: )

Pertemuan

pertemuan kita
senantiasa memberi kabar
tentang segala sunyi
tentang segala duri
di sepotong malam

apakah kau tak takut
menemaniku
hantu abadi
dalam gelap sendiri ini?
ah, mungkin kau lupa
bahwa aku hantu
dan kau batu
kita bisa menyatu
sebagai batu
berhantu

ha ha ha
kadang kulihat matamu
merekah di bibir sunyi
seperti kesepian
yang memelukku beratus tahun
tapi tak mengapa
tapi
tak mengapa
sebab kamu
batu
dan
aku

hantu
kita
masih bisa
bersatu
di sunyi yang sendu ini

2009

belajar hal yang baru

mario teguh berkata:
"kalau saya di beri kesempatan untuk mengulang
maka saya akan memperbanyak kesalahan
karena dengan membuat banyak kesalahan
maka saya belajar hal-hal yang baru
tapi
jangan melakukan kesalahan yang sama
karena
kalau anda melakukan kesalahan yang sama
maka anda tidak belajar"

"terimalah kegagalan itu dengan hati yang bahagia
karena dengan demikian
anda akan melakukan hal yang baik setelahnya
namun jika anda menolak kegagalan
maka anda
telah melakukan kegagalan yang baru" (timbul)

ha ha ha ha
just cause my examination must be reply....
ha ha ha ha

Gugur-gugur Daun Di Musim Ini

gugur-gugur daun dimusim ini mengingatkanku pada banyak hal. mulai dari gugur daun di jiwaku, di mataku, dirambutku yang mulai memutih, serta gugur daun di sepanjang jalan malioboro.

ada banyak sekali serakan 'uwuh' daun gugur. bahkan mungkin di jiwamu, dari pohon ranggas di jantungku. tapi teruslah menyapu, sebab jiwa selalu butuh dirimu. menyapulah dengan tenang meski jiwamu terus terkotori. menyapulah dengan merunduk, sebab gugur daun itu membutuhkan kerendahan, bukan ketinggian. sebab ketinggian itu hanya milik yang memiliki sidratul muntaha.

gugur dan guguran daun terus mengotori. tapi teruslah menyapu halaman jiwamu.

Harga satu anak tangga

berapa harga dari satu anak tangga?
berapa juga harga dari satu langkah kaki?
lalu harga satu sekop tanah?

pikirkanlah saudaraku
dan kau akan mendapati Rumi berdansa
sampai putarannya terakhir

bahwa "kau tertolak mencapai puncak
kalau kau kehilangan satu anak tangga"
bahwa kau tak akan mengelilingi dunia
kalau tertinggal satu langkah
bahwa kau tak akan menjadikan satu terowongan terwujud
kalau tersisa satu sekop tanah

satu anak tangga
adalah permulaan untuk menapaki ketinggian Kilimanjaro, Fuji, Mounteverest

satu langkah kecil
adalah permulaan untuk mengelilingi Asia, Afrika, Amerika, Eropa, Antartika, Artika, Australia

satu sekop tanah
adalah permulaan untuk menggali terowongan antar pulau Jepang, terowongan perang Vietnam, terowongan kereta bawah tanah Stokholm, sumur minyak Timur Tengah

maka apa hubungannya denganku?
aku hidup tanpa ketinggian
tanpa petualangan mengelilingi dunia
tanpa terkubang dalam lorong-lorong

memang tidak. dan kau bisa mengambil anak tangga itu
untuk menapak jejak tertinggi menuju puncak.... dimanapun kau
satu langkah kecil itu untuk menapak langkah maju...dimanapun kau
satu sekop kecil itu untuk menggali sedalam apa dirimu.... dimanapun kau

dan kau akan dapati
betapa kau diciptakan untuk ketinggian
diciptakan untuk berkeliaran
diciptakan untuk kedalaman
" maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan"

Dia
Selalu
Tahu aku
lebih dari
aku tahu

kecelakaan Guru

"guru ada dimana mana
kalau murid siap guru hadir
kalau guru siap murid datang"
(Budha Gautama)

keliatannya agak kurang sopan mengambil pelajaran dari sang Budha, tapi gak apa-apalah... coz lagi kecelakaan di laboratorium.. betapapun ia adalah guru... bagi hati yang siap. kecapi yang terputus senarnya adalah guru bagi pemusik yang siap. laptop yang rusak adalah guru bagi bocah yang siap. puisi yang terputus adalah guru bagi sastrawan yang siap. pendadaran yang tertunda adalah guru bagi murid yang bersiap-siap... he he

"jadilah rumput
sebab ia
tak akan runtuh oleh badai"
(The Bamboo oracle)

Oemar Timbul : Jika berdosa bertaubatlah dengan berhenti

:Rui

Pertaubatan dalam benakku
Bukanlah menyalahkan dosa
Sebab betapapun kita
Ia telah berlalu. Dan tak dapat digali ulang untuk dihapus

Karenanya hanya ada satu jalan
Dimana kita berada di bumi
Untuk kemudian menyalurkan hasrat
Pondasi dosa itu kepada kebaikan Illahiyah.

Jika kau berdosa karena mencuri
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah berbagi

Jika kau berdosa karena mencaci
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah memuji

Jika kau berdosa karena berjudi
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah merinci

Jika kau berdosa karena memandang
Bertaubatlah dengan memaling dan mulailah menyempurna

Jika kau berdosa karena memukul
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah mengelus

Jika kau berdosa karena membenci
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah mencintai

Jika kau berdosa karena sesuatu
Bertaubatlah dengan berhenti dan mulailah sesuatu baru

Sebab begitulah jalan yang Allah tetapkan
Akan hidup dan matimu. Akan pertaubatan yang kau ingini.

2009

Jump To Conclusion

"hal terburuk dari sifat manusia
adalah segera melompat ke bab kesimpulan"
My Profesor

nah mungkin hal ini juga yang menghambat prosesi kuliah saya. bahkan hal ini selalu mengganggu pikiran saya. banyak orang yang merasa tahu tentang saya. lebih buruk lagi, saya merasa tahu mereka. Ha ha ha ... jadi ingin menertawakan diri sendiri.

tapi memang begitulah sifat kita sebagai manusia. terlalu cepat menyimpulkan. termasuk orang-orang terdekat saya. bahkan saya. : )

peace and love

Oemar Timbul

Pelayat dan Album Kenangan


Rembulan pucat bergaun hitam
Datang sebagai pelayat
Hadiri mataku
Menyusup diantara pupil mata
Untuk menyapa segala
Kenangan yang terselip diantara lidah dan rambutku

Segera rembulan itu hadir
Segenap rasa pada lidah usia
Maupun aroma pada hidung dan hidupku
Berkabung
dengan menyajikan hidangan (atau mayat) ingatan
Potret hitam putih
Pada sebuah album
Untuk kau buka lembar demi lembarnya

Bila hadir
Hadirlah
Cermati satu persatu potret itu
Ambil satu, bingkai dengan air matamu
Aroma doa kepasrahan
Yang terkapar tak terjawab Tuhan

O, para pelayat kenangan
Menjelma rembulan
Menjelma gumintang
Pada mataku yang malam
Rasuki hidupku yang lelap

2009

Dalam Kesendirian

to: Sember Lewer

beribu luka kugenggam sendiri berhari bulan bahkan tahun legam
memanggut setiap seruling dalam sunyi. ditiup angin
dari paruku terus menghirup hempas. ah, kuhempaskan segala
rasa tolol dan perhatian kalian. biarkan aku sendiri

dalam sendiri
rembulan pucat
malam kelam
hati mengiris mata
dan mata menyerah
dalam tiap tawa
bersama si bodoh Timbul

dan kata kata tolol akan meluncur dari gigir lidah waktuku
menghibur dalam tiap kata kata menguap lindap. dan hilang.
biarkan dalam kesendirian ini kucari cerminku sendiri.

2009

Bangunan Logika Dan Perasaan Massa Dalam Percaturan Langit

Logika dan perasaan adalah dua bagian dalam tubuh manusia yang terlampau berharga untuk dibuang. ia merupakan susunan tak terlewat dari hidup kita sebagai manusia. logika dan perasaan tersebut masing masing masih bisa di bagi menjadi dua bagian, dimana satu bagian adalah logika dan perasaan umum serta yang kedua adalah yang lebih bersifat ruhiyah atau logika dan perasaan 'langiti'(saya lebih suka menyebutnya demikian)

logika dan perasaan secara umum dapat di lihat dari sinetron-sinetron (yang makin hari makin mengerikan sekaligus menggelikan), film, bahkan berita politik negara kita. logika semacam ini mengingatkan saya pada sebuah cerita:

suatu hari seorang pelaut muda berlayar dengan pelaut tua. sang pelaut muda menantang pelaut tua ' hei pak tua, mari kita beradu cepat menyeberang selat ini'. sang pelaut tua hanya tersenyum, maka dimulailah perlombaan menyeberang selat tadi.sang pelaut muda langsung membelah ombak dan berlayar, sedangkan pelaut tua mengambil bekal dan malah makan-makan di pantai.

'usia tua memang membuat orang menjadi lambat' pikir sang pelaut muda. ia terus berlayar, sampai selang berapa lama badai menghantam, sang pelaut muda mengarahkan layar, mendayung cadik, serta serangkaian tindakan lain yang mengesankan. dalam waktu dua jam, sang pelaut muda telah kehabisan tenaga dan layar perahunya pun sudah patah. ia memutuskan untuk beristirahat dan memperbaiki layar.

tiga hari kemudian, dengan sisa-sisa tenaga dan bekal yang ada pelaut muda sampai juga di sebuah pulau. ia berhasil melintasi selat. 'ah kalau aku saja perlu tiga hari untuk menyeberang, pasti pak tua itu satu bulan. aku bisa beristirahat dulu di warung itu' kebetulan ada warung di tepi pantai. pelaut muda itu berjalan terhuyung, perutnya kelaparan dan tubuhnya benar-benar lelah.

sesampainya di warung ia begitu terkejut melihat pak tua sedang menyeruput kopi panas. tidak terlihat jejak-jejak kelelahan di mata dan tubuh pak tua itu. pelaut muda yang kaget itu tak bisa berbicara apapun, pak tua langsung berbicara dengan tenang dan menentramkan

"Nak, kamu datang untuk menaklukan laut dan laut yang menaklukanmu
sedangkan saya, orang tua ini datang untuk memeluk laut, maka laut menghantarkanku sampai di pulau ini lebih cepat"

belakangan diketahui bahwa pak tua itu duduk dan makan karena melihat burung camar yang beterbangan menepi. pertanda badai dan baru berlayar setelah badai reda.

nah, bangunan logika semacam ini seperti menggambarkan bangunan logika umum (pelaut muda: dengan tenanga, pikiran, dan energi besar bisa mencapai pulau lebih cepat) atau logika langit (pak tua: alam memiliki hukum sendiri, berdamailah dengan satu hukum untuk melampaui hukum alam yang lain)

begitu pula dengan perasaan. perasaan umum akan mengalahkan nilai, sedangkan perasaan langit akan mendahulukan nilai, walaupun terasa pahit saat memutuskannya. ini akan di bahas kemudian hari (kalau ingat... wkk)

Kita Dan Mimpi

kita lahir di bumi
meminjam tubuh
ruh serta seluruh jiwa
untuk sebuah tujuan
yang tak juga kita yakini

menjaring musim
seperti nelayan
menjaring ikan
dan ikan itu
semakin musnah
ke lubuk entah
seperti mimpi
yang terbakar
api dari mataku

kita lahir di bumi
meminjam segala
bahkan kata-kata
untuk melukiskan
seluruh rasa
luka,cinta, duka
pada lidah kita
yang patah

namun terus mencari
seperti pengembara
pada gurun yang entah ini
kita dan mimpi
memang tak selalu bertemu
tapi selalu
ada

Kelopak Mata Dan LEmbayung Senja

setiap kali kelopak mata terbuka
dunia ikut membuka mata bagi kita
dan kalau kita menyimpan segala
dari sepotong senja
senjapun akan menyimpan segala
dari hidupmu pada lembayungnya
di barisan nisan berkamboja
tepian aspal itu...

Doa dan Debu

doa yang meluncur
melalui lidah kita
malam ini
telah menjelma
menjadi semburat sinar
melesat melampaui mega
untuk menyampaikan
hidupmu
yang terlewat dari hidupku

kita telah lama
menjalani hari dan hati
hingga doa itupun
tak sanggup menyatukan
setiap genggam debu
yang telah terbang
ditiup angin takdir
maka doaku itu
telah menjadi cahaya
bagi debu dari jasadmu
terhempas dari jiwaku

selamanya
selamat tinggal

Alangkah Tololnya Kita

pasukan-pasukan disiapkan
dalam ceruk gelap jantung kita
dibasuh dengan api dan air
dari tiap doa
yang meluncur dari lidah
setiap sujud, duduk, dan berdiri

setiap saat

pada rusuk yang lengkung
kita tambatkan sementara
segenap onta dan kuda sangurdi
sembari mengepulkan asap
untuk memanggang dosa
serta belang pada tubuh
sekian lama kita pupuk
sebelum keberangkatan

sebelum terlambat

kita bergegas
tapi tidak tergesa
sebab pasukan yang tersusun
menjalani berhari hari sunyi
tanpa kekasih hati
cuma dingin, nyeri, dan luka
di ulu hati
menuju medan perang
tanpa kepastian kepulangan

tanpa jaminan

maka ketika padang itu terlapang
musuhpun menjelma ribuan sosok
hingga ringik kuda serta lenguh onta
menggetarkan ranting-ranting patah
sekejap sebelum debu-debu berhamburan
menjadi awan di kaki langit

menjadi mawar gurun

betapa kita akan kecewa
menemui wajah musuh yang juga kecewa
sebab musuh itu
bukan siapa-siapa

melainkan kita sendiri
dari masa silam
penuh belang-belang dosa
dan kejahiliahan

alangkah tololnya kita


2009

Beberapa Pesan Tentang Pemikiran dan Perasaan

belakangan ini banyak lagu yang cukup terngiang di telinga saya walaupun jujur selama ini tidak terlalu menyukai lagu. lagu dari hijau daun tentang 'suara dengarkanlah aku' yang mengingatkan saya pada masa kejahiliahan, 'hidupmu hampa'-nya siapa ya lupa he he.. yang jelas cukup menjadi pikiran.

keduanya seolah mengingatkan kita pada satu frase dimana kesendirian menjadi momok yang mengerikan. walaupun kalau boleh bilang, saya paling menyukai kesendirian dibandingkan yang lain. dibandingkan dengan tertawa bersama teman-teman KKN (Moef, Tguh, Irm, Ri2s, Feni, dkkl), komparasi (braminto, amir, magadhon, profesor, donaldduck), teman laboratorium (ilhm, mb dini, weks, satub, ali, lee, arf), teman-teman SAT, Tim Syiar, ADz, lingkaran Hadist, ataupun yang lain....

mengapa mereka seolah tak mampu menikmati sepi? apa karena ingin melarikan diri dari setiap ingatan masa silam yang menghantui? atau memang kenapa?

betapapun begitu, kita musti terpaksa terjun kepda keramaian untuk menyebarkan kata-kata langit.

Kisah Para Jemari

Jemari kita senantiasa
menjelma juluran lidah
untuk mengucapkan kata
berupa huruf dan gambar
pada kertas suci ini
dimana setiap huruf
menjelma pisau terasah
yang mengiris lidah kita
sekerat demi sekerat
hingga kita menjadi bisu

bisuku disini
bisumu disana
saling melemparkan pertanda
tak akan mampu kutafsir
hanya dengan mata ini
sebab betapa lemahnya pandang
ketika kabut turun
mengental di kelopak
dan mereka
jemari kita muncul dari saku
untuk menuangkan tafsir hati
pada kertas lusuh
sesobek koran

namun, senantiasa bisa terasa
karena memang jemari kita
lebih lincah mengungkap kata
dari pada lidah

Puisi dan Motivasi

betapapun kita telah mengunjungi dunia ini berulang kali. ketika kita bangun dari tidur, mata kita yang menyala seiring dengan matahari subuh. kita tak akan pernah mengetahui kemana kita akan berlabuh.

Puisi dengan serangkaian sebutan lainnya: pantun, sajak, sanjak, syair, soneta, dkk merupakan salah satu bagian dari peningkatan kejiwaan kita. dengan syair yang menggugah serupa tulisan Iqbal tentang cinta, tulisan RUmi tentang tazkiyah, tulisan buya Hamka tentang islam dan kenegaraan, tulisan Amir Hamzah tentang tuntunan hidup sampai tulisan-tulisan liar yang menyatakan pandangan hidupnya: kita dapat mengambil semangat / motivasi didalamnya. sebagaimana seorang Umar Bin Khattab mengatakan "ajarilah anakmu dengan sastra, kalau dia penakut niscaya akan menjadi pemberani"

selain itu muncul juga dari alam jiwa kita ketika mulai menulis puisi serupa kegundahan, tolok ukur, pikiran, serta nilai-nilai diri yang terus kita jaga. ini akan benar-benar membebaskan.

meskipun demikian, syair, puisi, sajak, sanjak, pantun,dkk tidak akan memberikan apapun, bahkan hanya akan _maaf_'nyampah'kalau tidak dilandasi tujuan yang jelas. hanya mengumbar perasaan tanpa solusi, kekeruhan, dan serangkaian gambaran lain. ada juga yang mengatakan sastra itu wahana kebebasan termasuk pornografi, maka bagi mereka saya hanya mendoakan semoga dapat di luruskan. atau sekalian dipatahkan...

maaf kalau menyinggung...he he he

ambisi dan akselerasi

kata ambisi senantiasa dihubungkan dengan permasalahan psikologis. ia lebih menjurus pada ketidak tenangan jiwa pada sesuatu. ketidaktenangan tersebut terus menerus menggerus pikiran sehingga melelahkan dan pada akhirnya akan mengakibatkan banyak gangguan kejiwaan. entah ia akan menjadi pemarah, sensitif, atau bahkan mengalami penyakit psikosomatis.

saya tidak mengetahui banyak hal mengenai ini. betapapun seorang Niefha, Yulifia, Afrida, Abi Kresna, Abi Khobsin, Nafis Mudrika lebih mengetahui penjelasan lebih detailnya. namun, ada juga yang beranggapan bahwa ambisi itu sangat diperlukan dalam akselerasi keimanan dan keislaman seseorang.

pendapat tersebut meluncur dari jemari tangan seorang Abdullah yang biasa di panggil dengang Imam Syafii. Beliau memaparkan bahwa sesungguhnya untuk mempercepat keislaman seseorang ia membutuhkan enam hal, diantaranya adalah:
1. cita-cita tinggi
2. ambisi
3. modal infestasi harta
4. keakraban dengan ulama

hal yang sangat menarik adalah kata ambisi disebutkan dalam enam hal yang dibutuhkan untuk akselerasi keilmuan tersebut. seorang Fatan Fantastik pernah menyampaikan bahwa dalam mempercepat/ akselerasi keislaman seseorang ia membutuhkan ambisi yang kuat seperti seorang Abu Hurairah. ia mencukupkan diri dengan ambisi untuk melayani rasulullah dan menghapalkan sebanyak mungkin hadist. hasilnya ia menjadi penghapal hadist paling banyak walaupun hanya empat tahun bersama nabi.

ada banyak hal yang dapat dipaparkan pada kesempatan ini, namun saya akan mengakhiri ombrolan ini dengan satu pertanyaan:

apa cita-cita kita dan apa ambisi kita untuk mewujudkannya?


*pada kesempatan ini saya sangat berterimakasih kepada seseorang yang dengan sesuatu yang ia tinggalkan berupa ambisi yang besar. seperti Nobunaga, Hideyoshi, atau Ieyasu.(Novel Taiko bagus banget untuk refferensi)

Kisah Sebuah Kapal

Tali pancang telah diputus
Jangkar diangkat
Sauh layar terkembang
Nakoda berteriak girang

Sambut lautan kehidupan
Pecahkan karang
Belah puncak gelombang

Teriakanku disini
Teriakanmu disana
Menyatu di tengah-tengah
Hingga lebam mata kita
Mengayuh lautan airmata
Pada perpisahan sementara

Sambut lautan kehidupan
Terjang badai menghantam
Kita bakal sampai daratan
Tempat mimpi-harapan
Menjadi kenyataan

Kataku dan katamu
Kita berkata-kata pada muka
Yang bias oleh air mata
Sebab tahu, kemudian berjumpa
Pada tanah harapan sana
Di ladang perburuan abadi

Firdausnya mimpi
Firdausnya harapan
Saudara-saudariku
Sebentar berpisah di sini kita
Mari berjuang menghalau gelombang
Menuju tanah harapan

2009

bagaimana rasanya kehilangan Dendam dalam dada?

"seperti pisau dicabut pelan-pelan
dari gengaman luka"

kalimat puisi di atas di sampaikan Joko Pinurbo padaku, matur nuwun kang!
sebentar lagi akan ada momen besar dalam hidup ini. bahwa setiap kesempatan yang berlalu akan berlalu juga. dan kalau ada SMS penting dariku datang saja ya... pokoke dateng ya.... penting banget ni.....

wis nggak usah pake kado macem macem. sing penting dateng....!!!!!

warning... penting.....

lintas

melintaslah ke dalam mimpiku
dapati tiap jenjangnya adalah batu
bukan untuk bunga kuning atau merah
sebab itu ia cuma bisa di bentangkan
lantas pirus dan biru akan menyatu di sini
aku mengamati
hanya mawar saja yang mampu tumbuh

Tak Mengapa

ya memang tak mengapa. apapun pendapat di rapat. lantas setiap yang rapat maka di sikat. biar bersih saja.... ha ha ha... aku tak secengeng itu guys.... ha ha ha ha

masa silamku lebih kelam dari sekedar gugurnya daun-daun krisan.....

Sajak Di Tilap Malam

Malam beranjak sekejap lalu rembulan penuh
ini tubuh berbara cinta pernah. padam.
sempurna menanti lesat anak panah ajal berpuluh
kini tak mampu membendung takdir mendentam

ada yang berlalu di urat nadiku
mengetahui engkau
memaku namaku di dinding putih
hingga berdarah merintih

o, tak perlu sesal pada hati yang tikam aku, berbalik
sebab ini jiwa bukan punyamu
sebab ini jiwa punya khalik
dan musnahlah namamu
dari tiap huruf kataku

dan sambil menenggak tuak dari langit
aku mengira jari telah terputus gigit
cuma sekali, habis sudah mati
tapi kembali berdiri jadi jasad bertubuh besi

Tuhan, karna Mu tubuhku berdiri jadi besi
karnamu aku mengubur bunga kuning tanpa nama ini
pada persemayaman abadi
menanti Kau berkenan
menumbuhkan kuncup mawar di jantungku

090509

ini hari kematianku

sudah lama nian tak menulis di ini blog. bukan karna apa, cuma sedikit badai di hidupku, lalu di susul badai di komputerku. jadilah seperti badai yang saling membadai.... ha ha ha... lalu di tikam badik sekalian (ah jadi inget D. Zawawi Imron yang kemarin mengomentari puisi seperti ini :" wis, yang penting sekarang shalat saja" ...???? he he)

here I'am with all of my weakness....and strenght....

nah ini adalah hari penting, tanggal 090509.... penting buanget bagiku kawan. inilah hari penentuan, setelah akhirnya aku memutuskan untuk hidup... ternyata bunuh diri dan semacamnya tak menyelesaikan masalah apapun. makanya aku memutuskan untuk hidup sekali lagi. dan membunuh masa laluku. yah, memang sakit sekali sih sekujur urat darahku, tapi siapa yang merasa? dia... ah dia tak akan merasa, kau... ah kau tak tahu aku.... siapa??? ya cuma aku. jadi enjoy saja lah...(ini orang ngomong apa ya???? wakakaka)


yyyyyup. saksikanlah ini hari kematianku. 090509


ttd Heru Pramono

MELEPAS LAUT

kalau mengingat laut jadi ingat tentang perubahan awal. sangat memperhatikan hitam putih, lalu kasar dan mrengut sepanjang hari. akhirnya jadi ketawa lepas ketika kita berenang di tepian laut itu kawan. Hafiedz, Teguh, Irma, Feny, Riris, Andi, Futut... yeah aku masih mengingatnya....

Kamis, 23 April 2009



pasca sepekan lampau di tikam takdir... he he...


memang takdir tak pernah salah. selalu menyajikan segalanya dalam wujud sempurna. Sebagaimana yang menetapkannya.

Berpetualanglah dalam sunyi

itu menjadikan
mu menjadi berani

berani yang api

menerangi malam-malammu

memberi cukup bara untuk masak di siangmu

di sunyi itu aku berwujud abu

yang habis menuang bara rindu pada-Mu