bagaimana rasanya kehilangan Dendam dalam dada?

"seperti pisau dicabut pelan-pelan
dari gengaman luka"

kalimat puisi di atas di sampaikan Joko Pinurbo padaku, matur nuwun kang!
sebentar lagi akan ada momen besar dalam hidup ini. bahwa setiap kesempatan yang berlalu akan berlalu juga. dan kalau ada SMS penting dariku datang saja ya... pokoke dateng ya.... penting banget ni.....

wis nggak usah pake kado macem macem. sing penting dateng....!!!!!

warning... penting.....

lintas

melintaslah ke dalam mimpiku
dapati tiap jenjangnya adalah batu
bukan untuk bunga kuning atau merah
sebab itu ia cuma bisa di bentangkan
lantas pirus dan biru akan menyatu di sini
aku mengamati
hanya mawar saja yang mampu tumbuh

Tak Mengapa

ya memang tak mengapa. apapun pendapat di rapat. lantas setiap yang rapat maka di sikat. biar bersih saja.... ha ha ha... aku tak secengeng itu guys.... ha ha ha ha

masa silamku lebih kelam dari sekedar gugurnya daun-daun krisan.....

Sajak Di Tilap Malam

Malam beranjak sekejap lalu rembulan penuh
ini tubuh berbara cinta pernah. padam.
sempurna menanti lesat anak panah ajal berpuluh
kini tak mampu membendung takdir mendentam

ada yang berlalu di urat nadiku
mengetahui engkau
memaku namaku di dinding putih
hingga berdarah merintih

o, tak perlu sesal pada hati yang tikam aku, berbalik
sebab ini jiwa bukan punyamu
sebab ini jiwa punya khalik
dan musnahlah namamu
dari tiap huruf kataku

dan sambil menenggak tuak dari langit
aku mengira jari telah terputus gigit
cuma sekali, habis sudah mati
tapi kembali berdiri jadi jasad bertubuh besi

Tuhan, karna Mu tubuhku berdiri jadi besi
karnamu aku mengubur bunga kuning tanpa nama ini
pada persemayaman abadi
menanti Kau berkenan
menumbuhkan kuncup mawar di jantungku

090509

ini hari kematianku

sudah lama nian tak menulis di ini blog. bukan karna apa, cuma sedikit badai di hidupku, lalu di susul badai di komputerku. jadilah seperti badai yang saling membadai.... ha ha ha... lalu di tikam badik sekalian (ah jadi inget D. Zawawi Imron yang kemarin mengomentari puisi seperti ini :" wis, yang penting sekarang shalat saja" ...???? he he)

here I'am with all of my weakness....and strenght....

nah ini adalah hari penting, tanggal 090509.... penting buanget bagiku kawan. inilah hari penentuan, setelah akhirnya aku memutuskan untuk hidup... ternyata bunuh diri dan semacamnya tak menyelesaikan masalah apapun. makanya aku memutuskan untuk hidup sekali lagi. dan membunuh masa laluku. yah, memang sakit sekali sih sekujur urat darahku, tapi siapa yang merasa? dia... ah dia tak akan merasa, kau... ah kau tak tahu aku.... siapa??? ya cuma aku. jadi enjoy saja lah...(ini orang ngomong apa ya???? wakakaka)


yyyyyup. saksikanlah ini hari kematianku. 090509


ttd Heru Pramono